Sabtu, 28 Mei 2016
Cerita Kondisi Hutan Kaltim Tembus Lima Besar FNTA 2015 Berita
Pariwisata Kalimantan TimurSenin, 14 September 2015 - 14:09:27 WITA249 pembaca
SETIBANYA dari Jakarta, sejumlah murid SDIT Cordova berkumpul di Stadion Utama Madya, Sempaja. Semua tampak ceria, segar, dan bersemangat. Mereka diundang khusus oleh Pemkot Samarinda di acara Festival Borneo untuk menerima penghargaan karena berhasil mengharumkan Bumi Etam di kancah nasional melalui teater.
Prestasi yang mereka raih sangat memuaskan. Mereka masuk deretan lima penampilan terbaik ajang FNTA 2015 yang diselenggarakan di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada 31 Agustus sampai 3 September.
“Kami membawakan teater berjudul Kisah Kasih Hutan Kaltim dengan jumlah pemain sebanyak 10 orang,” ujar Desi Soleha Safril, yang saat diwawancara memegangi piagam beserta piala penghargaan yang diperoleh Tim Teater Kaltim di FNTA.
Jadwal kompetisi yang dihelat pada akhir Agustus sempat membuat Desi frustrasi. Bagaimana tidak, dia diberikan kepercayaan membawa tim teater anak-anak Kaltim untuk bertanding di FNTA 2015 dengan waktu latihan hanya tiga bulan. Sempat bingung mencari pemain teater anak-anak yang pas dan bisa berlatih cepat, Desi lalu memutuskan merekrut pelajar-pelajar di SDIT Cordova.
“Saya tahu teater pelajar di SDIT Cordova sering tampil dalam acara perpisahan sekolah. Jadi, saya pikir mereka saja yang dilatih untuk berlomba di FNTA karena tidak sempat lagi untuk melakukan seleksi di tengah libur sekolah,” tuturnya.
Dengan waktu yang singkat itu, Desi dibantu sejumlah pelatih dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Yupa Universitas Mulawarman (Unmul) untuk berlatih keras. Bahkan, selama Ramadan, tak mengendorkan jadwal latihan. Tiap pekan, 10 murid SD itu berlatih mementaskan teater bertajuk Kisah Kasih Hutan Kaltim, naskah Arman Maulana minimal 2–3 kali.
Saat tiba di TIM, Desi sempat khawatir tidak mampu bersaing dan memberikan hasil maksimal. Sebanyak 33 provinsi lain dari Seluruh Indonesia yang berlomba datang dengan tim lengkap. Mulai pemain, sutradara, penata kostum, penata musik, penata artistik, penata cahaya, dan penata rias.
Sementara itu, tim Kaltim yang digawangi Desi hanya terdiri dari sutradara dan penata lampu. “Saya kaget sekali jadi satu-satunya sutradara perempuan dan bukan lulusan kesenian di ajang itu,” tuturnya.
Pementasan teater yang disaksikan dewan juri berprestasi dunia, antara lain Seno Joyo Suyono, Jose Rizal Manua, Aditya Gumay, Rita Matumona, dan Ine Febriyanti, itu memang memukau penonton. Tim Kaltim menampilkan kondisi terkini di hutan Kalimantan yang rusak parah karena penambangan dan perkebunan yang membabi buta.
Mereka memerankan kisah belas kasih dewa dewi dan hewan-hewan terancam punah di Kaltim, misalnya orangutan, pesut mahakam, burung enggang, dan penyu. “Kami memadukan kondisi terkini di hutan Kaltim yang sudah kian terancam dibalut dengan kebudayaan dan tradisi khas Kaltim,” kata alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unmul itu.
Terpisah, Kepala SDIT Cordova Sariko kepada media ini mengungkapkan bangga kepada Desi dan 10 anak didiknya. Banyak pengorbanan dan tetes keringat untuk meraih prestasi yang membanggakan tersebut.
“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dinas Pariwisata Kaltim, Desi, UKM Teater Yupa, dan anak-anak yang berhasil meraih prestasi yang membanggakan tersebut,” paparnya.
Sumber : Kaltimpost
Langganan:
Postingan (Atom)